Postingan

Beberapa Hal yang Tabu dan Pantangan Prajurit di Medan Perang : Harta dan Wanita

Jakarta -  Para prajurit senior TNI punya pantangan di medan tempur. Jangan pernah mengambil harta yang bukan haknya. Satu lagi, jangan pernah berbuat tak senonoh jika ingin pulang selamat. Mayjen (Purn) Eddie Nalapraya (90) masih ingat peristiwa puluhan tahun lalu saat menumpas pemberontakan Permesta di Sulawesi Utara. Seorang anak buah yang berada di dekatnya tertembak lawan hingga tewas. "Di kapal sebelum mendarat, kawan-kawannya ingat, prajurit itu terus berbicara tak senonoh. Ingin berbuat macam-macam dengan wanita," kata Eddie kepada beberapa waktu lalu di kediamannya. Ada pantangan prajurit di medan tempur yang dipegang teguh. Jangan ambil harta yang bukan haknya. Kedua jangan berbuat cabul. Prajurit muda itu jadi satu-satunya korban dalam pasukan Kujang Siliwangi yang dipimpin Eddie. Jenazahnya dikuburkan sementara tak jauh dari lokasi dan baru diambil untuk dipindahkan setelah suasana aman. "Pokoknya kalau mau selamat, jangan langgar dua hal itu," tegas Ed

Kisah Dari Akhir Hayat Cut Nyak Dien Dan Mengetahui Arti Julukan Ibu Perbu Yang Diberikan Oleh Warga Sumedang

Jakarta - Masyarakat di Kampung Kaum, Kelurahan Regol Wetan, Kecamatan Sumedang Selatan, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, begitu menghormati seorang wanita 'asing' yang dibawa oleh tentara Belanda pada tahun 1906. Saking diseganinya, tokoh tersebut sampai mendapat julukan khusus atas keluhuran ilmu agama Islamnya. Saat itu warga Sumedang awalnya tidak mengetahui bahwa wanita tersebut merupakan tokoh perjuangan asal Tanah Aceh bernama Cut Nyak Dien. Rahasia ini merupakan rencana Gubernur Militer Belanda, Joannes Benedictus van Heutsz yang khawatir kehadiran Cut Nyak Dien akan membawa semangat perlawanan ke rakyat Sumedang. Namun fakta itu akhirnya diketahui oleh Bupati Sumedang saat itu, Pangeran Suriaatmaja. Sebagai pemimpin tertinggi di sana, sosok yang biasa disebut Pangeran Mekkah itu sadar jika Cut Nyak Dien merupakan sosok yang memiliki pengaruh. "Kedatangan Dien (Cut Nyak Dien) di Sumedang dengan pakaian lusuh dan ditemani para tapol Aceh lainnya tentu

Kisah Unik, Perang Saudara AS Dimulai di Halaman Belakang Wil Pada 1861 Dan Berakhir di Ruang Tamunya Pada 1865

Jakarta - Saat itu, dikisahkan Wilmer McLean berdiri di teras depan rumah bata dua lantainya. Dia menunggu kedatangan Jenderal Robert E Lee. Sore hari pada hari itu, Jenderal Lee, ditemani Kolonel Charles Marshall, tiba dengan menunggang kuda. Wil menyampaikan salamnya kepada dua perwira Konfederasi dan mengundang mereka ke ruang tamunya. Dan di sana, pada tanggal 9 April 1865, mereka menunggu kedatangan tamu-tamu lainnya. Sekitar pukul 13.30, sekelompok petugas Union tiba dengan menunggang kuda. Di antara mereka adalah Letnan Jenderal Ulysses S Give, Mayor Jenderal PH Sheridan, Kapten Robert Todd Lincoln, putra Presiden Abraham Lincoln, dan yang lainnya. Jenderal Grant dan beberapa petugas Union memasuki ruang tamu tempat Jenderal Lee menunggu. Selama satu setengah jam berikutnya, Jenderal Lee dan Jenderal Give membahas dan mencapai kesepakatan tentang persyaratan penyerahan Tentara Konfederasi Virginia Utara. Tujuannya, mengakhiri perang berdarah yang panjang. Dilans

Kisah Tas Sukarno Yang Hilang Dan Orang Bukittinggi

Jakarta - Tak ada yang paling membuat malu orang Minang di Bukittinggi selain cerita saat tas Sukarno raib di kota mereka. Awal Maret 1942, ancaman Jepang semakin dekat ke Hindia Belanda. Demi mencegah balatentara Dai Nippon itu mempergunakan Sukarno sebagai alat propaganda, orang-orang Belanda berniat membawa Sukarno dan Inggit Garnasih ke Australia. Namun rencana tinggalah rencana. Dalam kenyataannya kekuatan militer KNIL di Sumatra tak berdaya ketika berhadapan dengan Tentara Ke-25 Angkatan Darat Kekaisaran Jepang. "Mereka seperti pengecut: lari terpontang-panting ... Dan membiarkanku tinggal. Ini adalah kesalahan besar dari mereka,"ungkap Sukarno dalam otobiografinya, Bung Karno Pejambung Lidah Rakjat Indonesia (disusun oleh Cindy Adams). Pihak Hindia Belanda hanya mampu membawa Sukarno dan seluruh keluarganya dari Bengkulu ke Padang. Saat di ibukota Sumatera Barat itulah, Sukarno sekeluarga untuk sementara tinggal di rumah Woworuntu, seorang kenalan baik a

Mengetahui Sejarah dan Kisah Hari Kartini Yang Dirayakan Pada Tanggal 21 April

Jakarta - Setiap tahunnya, kita merayakan Hari Kartini pada tanggal 21 April. Di balik perayaan Hari Kartini yang dirayakan setiap tanggal 21 April, tentu ada sejarah di baliknya. Hari Kartini yang diadakan setiap tanggal 21 April diawali dengan kisah perjuangan tokoh perempuan bernama Raden Ajeng Kartini atau RA Kartini Ia menjadi sosok perempuan yang menyumbang jasa besar bagi Tanah Air dan dikenal sebagai Pahlawan Nasional yang memperjuangkan kesetaraan gender di Indonesia. Berkat sumbangan pemikiran yang telah diberikan Kartini kepada Indonesia, Presiden Soekarno pun mengeluarkan Keputusan Presiden RI No. 108 Tahun 1964, pada 2 Mei 1964. Dalam keputusan tersebut, Kartini ditetapkan sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional. Selain itu, Soekarno juga menetapkan tanggal 21 April sebagai Hari Kartini Hari tersebut ditetapkan sesuai dengan tanggal lahir Kartini yang jatuh pada tanggal 21 April 1879. Selain itu, peringatan tersebut dibuat untuk mengenang jasa-jasa Kartini dal

Mengetahui Sejarah Jembatan Gladak Perak di Lumajang, Yang Terputus Karena Erupsi Semeru

Jakarta - Erupsi Gunung Semeru terjadi pada hari Sabtu (4/12/2021). Salah satu dampak yang ditimbulkan adalah putusnya Jembatan Gladak Perak, Lumajang. Akibatnya, jalur alternatif Lumajang-Malang ditutup total dan dialihkan untuk melalui jalur lain sesuai arahan petugas. Untuk diketahui, Jembatan Gladak Perak terdiri dari dua jembatan. Satu jembatan lama yang sudah tidak difungsikan dan sudah berstatus cagar budaya dan satu jembatan baru yang hingga kini masih digunakan untuk lalu lintas. Keduanya terletak di atas Sungai Besuk Sat, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Dilansir dari See Lumajang, Minggu (5/12/2021), dari berbagai catatan sejarah, Jembatan Gladak Perak lama dibangun pada masa pemerintahan kolonial Belanda, sekitar tahun 1925-1940. Dalam sejarah , Agresi Militer Belanda I yang dimulai pada 21 Juli 1947 menyerang beberapa daerah di Jawa Timur termasuk Lumajang. Sehingga, untuk menghambat mobilitas pasukan tentara Belanda, Zeni L

Mengenal Sosok Wolff Schoemaker, Guru Belanda Yang Ingin Bangun Indoinesia Jadi Negara Islam Lewat Sukarno

Jakarta - Selain sebagai pemimpin tertinggi negara, Presiden Soekarno turut dikenal sebagai arsitek yang pernah membuat ide rancangan beberapa bangunan salah satunya monumen nasional (Monas) di Jakarta. Keterlibatannya di lini pembangunan Indonesia rupanya tak terlepas dari rekam jejak pendidikannya yang sempat mengampu jurusan teknik sipil selama kurang lebih empat tahun, di Technische Hoogeschool te Bandoeng (sekarang ITB), Bandung, Jawa Barat. Saat berkuliah di ITB pada 1922-1926, terdapat satu sosok master asal Belanda yang cukup berpengaruh bagi Soekarno, bernama Charles Prosper Wolff Schoemaker atau karib dikenal Wolff Schoemaker. Selain mengembangkan pemikiran Soekarno di lingkup konstruksi, Schoemaker juga menjadi sosok yang fenomenal karena ingin membentuk Indonesia sebagai negara Islam lewat kepemimpinan presiden pertama RI tersebut. Melansir berbagai sumber pada Jumat (26/11), berikut kisahnya. Dari Zeni Militer Jadi Master Soekarno Sebagaimana dimuat di lam