Mengetahui Ikan Belida Yang Mulai Terancam Punah, Merupakan Bahan Pokok Pembuatan Kerupuk Dan Pempek
Jakarta - Mungkin sebagian dari kita asing dengan ikan belida, salah satu jenis
ikan asli Indonesia. Mempunyai nama latin Chitala hypselonotus, ikan
satu ini rupanya merupakan maskot dari kekayaan biota Sumatera Selatan.
Selama ini, ikan belida terkenal sebagai bahan utama dalam olahan
kerupuk sampai pempek khas Palembang. Selain ikan tenggiri, ikan belida
juga menjadi bahan subtitusi buat olahan pempek, sosis, bakso ikan,
sampai kerupuk kemplang.
Dalam buku milik M. Ghufran H. Kordi K., berjudul 'Panen Untung dari
Akuabisnis Ikan Belida', menyebutkan jika memang jenis tersebut punya
nilai ekonomis tinggi. Tidak heran, banyak sekali ikan belida yang
dijadikan sumber komoditas bisnis.
Bukan sekadar kegunaannya yang begitu bermanfaat dan menguntungkan.
Melainkan, mereka punya daya tarik tersendiri, yakni bentuknya yang
cukup unik. Konon, ikan belida dikenal dengan punggung yang berbentuk
menyerupai pisau; maka itu, beberapa orang juga mengenalnya sebagai
knife fish versi Indonesia.
Lantaran bentuknya yang berbeda dari jenis ikan lainnya, membuat ikan
ini lebih mudah dikenali. Umumnya, ikan belida mempunyai panjang sekitar
15-90 sentimeter, kadang kala mereka dapat memanjang hingga 150
sentimeter. Biota laut tersebut kerap pula dijumpai di rawa-rawa, maupun
perairan sungai Ogan, Lematang, serta Musi.
Mengingat ikan belida tergolong sebagai bahan baku komoditas tinggi,
membuat mereka sering diincar oleh orang-orang. Sayangnya, hal tersebut
ternyata mengancam populasi dan eksistensi mereka. Bahkan, kini ikan
belida masuk sebagai kategori kekayaan alam yang harus dilestarikan.
Sesuai dengan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan (Kepmen KP),
nomor 1 tahun 2021, populasi ikan belida yang kian menipis, membuat
empat spesiesnya perlu dilindungi. Di antaranya belida Sumatera, belida
Lopis, belida Jawa, serta belida Borneo.
Selain dikarenakan aksi penangkapan yang berlebih, pihak Peneliti Balai
Riset Perikanan Perairan Umum dan Penyuluhan Perikanan Palembang ikut
menyebutkan faktor biologis yang berpengaruh pada populasi ikan. Faktor
biologis itu berupa kerusakan habitat dan ekosistem, membuat ikan belida
tak layak lagi untuk hidup di sana.
Sejauh ini, peneliti balai riset telah menyediakan tempat budidaya ikan
belida. Meski masih dalam lingkup budidaya skala kecil, namun cukup
membantu guna melindungi spesies unik yang Indonesia miliki. Sehingga
masih dibutuhkan kerja sama beberapa pihak existed dan masyarakat untuk
menjaga populasi ikan ini agar tak benar menjadi hewan terancam punah.
Komentar
Posting Komentar